Tradisi Pernikahan Adat Jawa
Tradisi Pernikahan Adat Jawa. Pernikahan adalah suatu rangkaian
upacara yang dilakukan oleh sepasang kekasih untuk menghalalkan segala
perbuatan yang berhubungan dengan suami-istri dalam membentuk sebuah keluarga
dan meneruskan garis keturunan. Oleh karena itu, pernikahan merupakan sesuatu
yang dianggap penting dalam hidup manusia, sehingga perlu dikenang dan
disakralkan dengan upacara. Upacara adat yang terdiri dari beberapa prosesi yang
detil dan runtut merupakan warisan leluhur turun temurun, sebagai budaya yang
syarat akan simbol,makna, harapan, dan doa kepada sang Pencipta. Indonesia terdiri dari beraneka ragam etnis
dengan budaya masing-masing yang berbeda. Oleh karena itu, ada banyak sekali
pernikahan dengan adat yang berbeda-beda sesuai dengan daerah masing-masing. Di
sini, saya hanya akan membahas pernikahan adat Jawa. Ada beberapa ritual yang
dilakukan dari awal perkenalan calon mempelai sampai dengan acara resepsi
pernikahan. Berikut ulasannya;
Tradisi Pernikahan Adat Jawa sumber foto: www.google.com |
NONTONI
Pada jaman dahulu, masih banyak
orang tua yang mencarikan jodoh untuk anaknya. Jika demikian, keluarga pria
biasanya mengirim orang untuk melakukan penyelidikan terhadap wanita yang akan
mereka ambil sebagai calon mantunya. Penyelidikan itu dinamakan dom sumuruping banyu atau penyelidikan
secara rahasia. Agar si pria punya gambaran siapa yang akan menjadi calon
istrinya, maka diadakan acara “nontoni”. Keluarga pria datang ke pihak wanita
untuk melihat dan lebih mengenal perempuan yang akan menjadi istrinya. Jika si
pria mau dan sanggup menerima pilihan orang tuanya maka akan dilanjutkan rembug tuo (musyawarah) diantara kedua
keluarga untuk melaksanakan lamaran hingga acara resepsi.
LAMARAN/PINANGAN
Jika pihak pria dan wanita sudah
sama-sama cocok, maka akan dilanjutkan dengan proses lamaran atau pinangan.
Dalam prosesi lamaran, keluarga pria datang ke rumah keluarga wanita untuk menanyakan
dan memastikan kembali apakah si wanita mantap dan menerima si calon suami.
Jika sudah, akan dilanjutkan dengan berembug mengenai tahap selanjutnya yaitu
paningset atau sesrahan.
PANINGSET
Pada
tahap ini, keluarga pria datang ke rumah wanita dengan membawa sesrahan untuk
wanita. Paningset berasal dari kata dasar singset
(Bahasa Jawa) yang berarti ikat. Jadi
paningset adalah pengikat. Upacara paningset dilaksanakan dengan penyerahan
sesuatu sebagai pengikat dari pihak keluarga pria kepada calon pengantin
wanita. Saat ini lebih sering dikenal dengan istilah sesrahan. Menurut tradisi paningset terdiri dari: seperangkat
busana wanita, perhiasan emas beserta sejumlah uang (tukon) sesuai dengan
kemampuan ekonominya, daun sirih dan jodang yang berisi jadah, wajik,
rengginang, teh, gula, pisang raja satu tangkep, lauk pauk dan satu jenjang
kelapa yang dipikul tersendiri, satu jodoh ayam hidup. Adapun makna dan maksud
dari barang-barang tersebut adalah :
-
Cincin
emas yang berbentuk bulat tidak ada putusnya, mengandung harapan bahwa cinta
mereka akan langgeng, tidak terputus sepanjang hayat
- Seperangkat
busana perempuan, agar calon pengantin perempuan selalu berusaha cantik dan
tetap bersinar serta tidak membuat kecewa
-
Makanan
tradisional yang berbahan dasar ketan seperti jadah, wajik, ketan, dan jenang. Hal
ini bukan tanpa makna, melainkan ketan mengandung banyak glutennya yang
membuatnya lengket dan pliket. Sehingga dengan demikian diharapkan bahwa calon
mempelai akan senantiasa lengket dan raket
selama-lamanya
-
Buah-buahan
yang mengandung harapan agar cinta mereka menghasilkan buah kasih yang bermanfaat
bagi keluarga dan orang lain
-
Daun
sirih yang mempunyai muka dan punggung berbeda namun rasanya sama. Hal ini
mengandung arti mereka sudah membulatkan tekad untuk bersama, satu hati tanpa
mengorbankan perbedaan yang ada.
Usai acara sesrahan, kedua keluarga
melakukan “gethok dino” atau penentuan hari untuk melangsungkan pernikahan. Banyak
keluarga Jawa yang masih melestarikan pemilihan hari pasaran pancawara untuk melaksanakan upacara
ijab pernikahan. Hal ini kadang memakan waktu yang cukup lama untuk
menimbang-nimbang hari baik untuk pernikahan. Biasanya mereka akan meminta
pertimbangan orang uang ahli dalam penentuan tanggal dan bulan di dalam
penanggalan Jawa.
Paningset Sumber : www.google.com |
TARUB
Tahap
selanjutnya adalah pasang tarub dengan membuat hiasan janur kuning yang
dipasang di tepi tratag yang terbuat dari bleketepe
(anyaman daun kelapa). Pemasangan tarub biasanya dilakukan bersamaan dengan
hari di mana calon pengantin dimandikan (siraman). Satu hari sebelum prosesi
pernikahan. Selain janur kuning, adalagi perlengkapan yang lain yang dinamakan tuwuhan yang terdiri dari:
- Dua batang pohon pisang raja yang buahnya tua/matang.
- Dua janjang kelapa gading ( cengkir gading, Jawa )
- Dua untai padi yang sudah tua.
- Dua batang pohon tebu wulung (tebu hitam) yang lurus.
- Daun beringin secukupnya.
- Daun dadap srep.
Tuwuhan dan gegodongan ini dipasang di
kiri pintu gerbang satu unit dan dikanan pintu gerbang satu unit (bila selesai
pisang dan kelapa bisa diperebutkan pada anak-anak.)
SIRAMAN
Proses
selanjutnya adalah siraman atau memandikan calon pengantin wanita. Hal ini
dimaksudkan untuk membersihkan kotoran-kotoran agar menjadi suci dan murni. Ngerik menyusul sesuduhnya. Ngerik adalah menghilangkan rambut halus
di wajah wanita supaya mudah dihias. Sedangkan ubarampe yang dibutuhkan dalam siraman di antaranya adalah air
bunga setaman. Air tersebut diambil dari tujuh sumber mata air yang kemudian
ditaburi bunga setaman yang terdiri dari mawar, melati, dan kenanga. Sedangkan
tahapan upacara siraman adalah sebagai berikut :
1. Calon pengantin mohon doa restu
kepada orang tua
2. Calon mantu duduk di tikar pandan
tempat siraman
3. Calon pengantin disiram oleh pinisepuh, orangtuanya, dan beberapa
wakil yang ditunjuk. Jumlah orang yang menyiram ada tujuh orang. Tujuh sama dengan pitu (Jawa) yang berarti pitulung (pertolongan)
4. Disiram
dengan air kendi oleh bapak ibunya dengan mengucurkan ke muka, kepala, dan
tubuh calon pengantin. Begitu air kendi habis, kemudian kendi dipecahkan
sembari berkata “niat ingsun ora mecah
kendi, nanging mecah pamore anakku wadon”
SiramanSumber : www.google.com |
MIDODARENI
Midodareni berasal dari kata
widodori yang berarti bidadari, wanita surga yang sangat cantik lagi wangi
baunya. Biasanya pengantin perempuan dirias secantik mungkin dan tidak boleh
keluar kamar dari jam 18.00 sampai tengah malam. Saat melaksanakan upacara
midodareni terdapat nasehat-nasehat dan petuah khusus yang dilambangkan dalam:
- Sepasang kembang mayang (dipasang di kamar pengantin)
- Sepasang klemuk ( periuk ) yang diisi dengan bumbu pawon, biji-bijian, empon-empon dan dua helai bangun tulak untuk menutup klemuk tadi
- Sepasang kendi yang diisi air suci yang cucuknya ditutup dengan daun dadap srep ( tulang daun/ tangkai daun ), Mayang jambe (buah pinang), daun sirih yang dihias dengan kapur.
- Baki yang berisi potongan daun pandan, parutan kencur, laos, jeruk purut, minyak wangi, baki ini ditaruh dibawah tepat tidur supaya ruangan berbau wangi.
Adapun dengan selesainya midodareni saat jam 24.00 calon
pengantin dan keluarganya bisa makan hidangan yang terdiri dari :
- Nasi gurih
- Sepasang ayam yang dimasak lembaran ( ingkung, Jawa )
- Sambel pecel, sambel pencok, lalapan
- Krecek
- Roti tawar, gula jawa
- Kopi pahit dan teh pahit
- Rujak degan
- Dengan lampu juplak minyak kelapa untuk penerangan (zaman dulu)
AKAD NIKAH
Di hari resepsi pernikahan terdapat
prosesi-prosesi yang sangat detil dan runtut serta memiliki makna yang
terkandung di dalamnya. Upacara pertama yaitu akad nikah di mana pengantin pria
mengucapkan ijab Kabul sesuai agama masing-masing. Tanpa akad nikah, maka tidak
sah pernikahannya. Maka dari itu, ijab Kabul biasanya dipimpin oleh petugas
dari KUA sehingga syarat dan rukunnya sah menurut syari’at agama dan disaksikan
oleh pejabat pemerintah atau petugas catatan sipil yang akan mencatat
pernikahan mereka di catatan pemerintah. Secara tradisi, dalam upacara ini
keluarga perempuan menyerahkan pengantin wanita kepada pihak pengantin pria
dengan disertai emas kawin untuk pengantin wanita.
PANGGIH
Setelah akad nikah, maka akan dilaksanakan resepsi. Upacara yang pertama yaitu panggih dalam bahasa Jawa artinya
bertemu. Usai pelaksanaan akad nikah, pengantin wanita dan pengantin laki-laki
kembali ke penantiannya masing-masing. Panggih adalah proses dipertemukannya
kedua mempelai sambil dilakukannya tukar kembang mayang. Kemudian keduanya saling
melempar daun sirih yang digulung dan diikat kecil. Simbol balangan mengandung
harapan semoga segala godaan hilang terkena lemparan tersebut. Setelah itu, “ngindak
endog”. Pengantin pria menginjak telur ayam sampai pecah, hal ini sebagai
simbol bahwa kedua mempelai sudah layak dan sah untuk melakukan hubungan
seksual. Disusul dengan prosesi setelahnya yaitu “mijiki” yaitu pengantin
wanita mencuci kaki pengantin pria dengan air kembang setaman. Harapannya
adalah bahwa kelak mereka akan mempunyai benih keturunan yang bersih dari
segala perbuatan kotor.
Upacara panggih
Sumber : www.google.com
|
Mijiki
Sumber : www.google.com
|
Setelah prosesi panggih dilaksanakan,
kedua mempelai diantar ke sasana riengga
atau singgasana di panggung pelaminan. Di sana juga diadakan prosesi-prosesi
dengan adat Jawa, antara lain sebagai berikut:
1. Timbangan
Bapak pengantin wanita duduk dengan
memangku kedua pengantin, kaki kanan diduduki pengantin pria dan yang kiri
diduduki pengantin wanita. Terdapat dialog singkat antara bapak dan ibu
pengantin perempuan yang menyatakan bahwa berat mereka sama. Itu artinya mereka
mempunyai kedudukan yang sama dalam hidup berkeluarga, membina rumah tangga
mereka.
Upacara TimbanganSumber : www.google.com |
2. Kacar kucur
Pengantin pria mengucurkan sebuah
wadah yang berisi padi dan uang receh. Hal ini menyimbolkan bahwa pengantin
pria bertanggung jawab menafkahi keluarganya.
Upacara Kacar KucurSumber : www.google.com |
3. Dulangan
Upacara Dulangan Sumber : www.google.com |
4. Sungkeman
SungkemanSumber : www.google.com |
Itu tadi
beberapa tahapan demi tahapan prosesi pernikahan dalam adat Jawa. Semoga dengan
tulisan ini,kita bisa lebih menghargai budaya dan tradisi leluhur yang sudah
turun temurun sejak lama. Sering kali kita melakukannya hanya karena mengikuti tradisi,
namun tidak tahu kandungan simbol dan makna yang ada.
Yang akan
menikah atau sedang menyiapkan segala sesuatunya di hari pernikahan, semoga
lancar dan lebih memahami serta menghayati tahap demi tahap prosesi yang dilaksanakan ya :)
Salam budaya !
Baca artikel terkait:
Baca artikel terkait:
Siapa bilang main game poker/domino susah menang ?
ReplyDeleteMember setia kami di Jagodomino telah membuktikan diri bahwa main game poker & domino secara online bukanlah hal yang susah untuk menjadi seorang pemenang.
Sekarang giliran anda untuk membuktikan diri bahwa anda adalah rajanya dalam permainan poker & domino. Buktikan diri anda bersama kami situs poker dan domino online terpercaya Jagodomino,com.
Info lebih lanjut silahkan hubungi CS 24/7 melalui :
* LIVECHAT Jago188(dot)net
* PIN BBM : 2AF6F43D
* WA : +855717086677
* LINE : Jagodomino
Salam Sukses Jagodomino