Puisi: Kala Suluh Mulai Padam
Kala Suluh Mulai Padam
Kala suluh mulai padam
Semua mata
terpejam ditengah dentingan suara jam yang tak mau diam
Sandiwara
terhenti sejenak bersama gelapnya malam
Menatap
bintang yang tak lagi sudi bercumbu dengan rembulan
Suara
nyiurpun perlahan mengusir sebuah sesunyian,
Penyelimut hati yang tengah berangan
Bercanda
dengan lirik-lirik mimpi, selagi hati masih terbujur diatas batu sesaji
Kala suluh
mulai padam
Lencana-lencana
terbang mengejar angkara,
jelmaan para
iblis jingga
Dan kini
mereka singgah dalam urat-urat yang mati
Betapa mudah
mengkaji halusinasi yang bersketsa di balik mimpi
Saat arca
kehilangan muka yang tak berwajah
Itu gelap!
Mengurung
para jiwa yang kerasukan
Bersama malam
yang berhias cahaya bulan sabit ke-7
Selagi
kidung masih bersembunyi disamping bayangan itu
Dan
dawai-dawai tak mampu bergetar, berbunyi merdu
Bunga-bunga
malu, tak mekar di ujung kayalan
Bukan
imbesil atau membisu
Tapi mereka
tak mengerti apa yang terjadi
Kala suluh
mulai padam berseru
Oleh : Khusnul Sobihin
0 Response to "Puisi: Kala Suluh Mulai Padam"
Post a Comment