Puisi: Rayuan Cinta Azura

Rayuan Cinta Azura


Sesaat setelah antan-antan bermunajat diantara awan-awan disepanjang muara yang terbelah

Lautan biru membisu semenjak para cempuling lelah tak merayu

Menadah terpaku diterpa ombak yang kian lesu

Semua diam bersama antan yang jatuh kelelahan


Semusim berlalu, hujan badai menyerbu cinta gersang di tepian gubuk para tetani

Namun cinta azuramu tetap tak mau tau

Seolah rayuan-rayuan itu tengah bermain riang disurga yang melayang

Kau anggap itu hanya bayang-bayang?

Hingga dewa amor sepakat bersekongkol denganmu untuk menolakku

Sedikitpun kau tak pernah sudi menerima hati yang tak bertepi ini


Sesekali bernyanyi di atas antan yang berserakan

Rayuan cinta azura kini mulai terkapar dalam sebuah melodi yang menari di atas mercusuar

Terpejam diantara ribuan nyala lilin yang merengek kepanasan

Menuai asa dalam mimpi berparadigma maya

Mengoyak sebuah ilusi dalam genggaman cinta azura

Berlari mencari hati yang terbenam

bersama mentari bersenandung cinta dikala senja


Sedang para bidadari semakin dekat

Melambai dikota yang tak berbisik

Saat bocah-bocah tertidur lelap dilembah yang hilang tanpa mimpi

Hanya tinggal rayuan cinta azura, terburu terbang bermain bersama para bintang

Menerjang kabut malam yang nampak bosan

Dalam sebuah gambaran

Ia hanyut bersama kenangan yang tersimpan



Oleh : Khusnul Sobihin

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Puisi: Rayuan Cinta Azura"

Post a Comment