candi gondosuli temanggung
Candi Gondusuli hanya tinggal kepingan saja. Reruntuhan batu candi hanya ditumpuk tanpa dipagar, bahkan saat kami berkunjung ke sana tidak ada penjaganya. Warga di sekitar beraktivitas seperti biasa berlalu-lalang mencari rerumputan atau pergi ke kebun.
Candi Gondosuli merupakan peninggalan dari Kerajaan Hindu Mataram Kuno. Meskipun sudah luluh lantak melewati peradaban silih berganti, kami masih melihat yoni yang tampak masih utuh. Yoni menurut kepercayaan agama Hindu merupakan penjelmaan dari Dewi Durga, juga sebagai lambang kesuburan.
komponen kumpulan batu-batu rimpihan candi gondosuli plang situs gondosuliGondosuli dipahat dipermukaan batu tunggal
Candi tersebut sudah berumur ribuan candi tersebut terletak di desa salakan gondosuli.Candi Gondosuli, yang berasitektur Hindu,diperkirakan juga dibangun Rakai Patapan. Ia merupakan salah seorang anak dari sanjaya, raja pertama Mataram Hindu. Rakai Patakan sendiri merupakan raja ke-5. Lokasi situs Prasasti Gondosuli relatif mudah dijangkau, karena ada fasilitas jalan selebar 6 meter dan beraspal.
Keruntuhan batu candi hanya tinggal keripihan batu saja di tumpuk tanpa di pagar,bahkan saat kami berkunjung kesana tidak ada panjangnya.
Warga sekitar di sekitar beraktivitas seperti biasa berlalu-lalang mencari rerumputan atau pergi ke kebun.
Selain itu juga terdapat candi yang tidak utuh,kepala patung sapi sudah Terpenggal namun masih di letakkan atau di sediakan atau di satukan seperti sedia kala nandi juga di percaya sebagai kendaranya Dewa siwa.
Candi adalah saksi bisu peradaban nenek moyang kita di waktu belasanh abad silam. Selain itu juga merupakan rumah ibadah raja dan rakyat pada masa itu. Jadi sangat disayangkan apabila peninggalan candi itu terlihat diabaikan begitu saja. Selain rawannya pencurian terhadap benda-benda bersejarah, juga untuk bisa menghargai kekayaan situs yang dimiliki bangsa ini. Dengan begitu generasi sekarang bisa lebih menghargai, dan mempelajari peradaban nenek moyang kita.
Candi Gondosuli merupakan peninggalan dari Kerajaan Hindu Mataram Kuno. Meskipun sudah luluh lantak melewati peradaban silih berganti, kami masih melihat yoni yang tampak masih utuh. Yoni menurut kepercayaan agama Hindu merupakan penjelmaan dari Dewi Durga, juga sebagai lambang kesuburan.
Kalamakara sesosok pangeran yang menjelma menjadi raksasa yang baik, melawan makhluk jahat, dan sebagai lambang penjaga di sebuah bangunan masih bisa dilihat di antara reruntuhan candi. Biasanya kalamakara ini diletakkan di atas pintu candi yang bercorak Hindu, maupun bercorak Budha.
Yoni dan nandi di Candi Gondosuli
Relief indah seperti candi-candi lainnya yang ada di Indonesia, juga masih terlihat jelas di sana, seperti relief bunga teratai.
Dang Karayan Pu Palar adalah seorang pangeran kerajaan, yang juga adik ipar Raja Mataram, Rakai Garung. Dialah yang mendirikan Candi Gondosuli tersebut, yang kini masih bisa kita lihat candi tersebut, walaupun hanya tinggal puing-puingnya saja.
Jika di masa itu sudah menggunakan bahasa Melayu Kuno itu artinya perkembangan bahasa Indonesia saat ini sudah dimulai pada abad ke-9. Nah, bahasa Melayu Kuno adalah bahasa penghubung perdagangan Internasional di zaman itu, khususnya di kawasan pesisir. Seperti di Jawa, Sumatera, Bali, bahkan Formosa di kepulauan Filipina.
Di tempat itu juga ditemukan patung lembu, yoni, dan benda-benda purbakala lainnya. Diperkirakan, reruntuhan tersebut merupakan struktur puncak candi. Sementara struktur badan candi masih terkubur di bawahnya.
Satu kompleks dengan Candi Gondosuli terdapat Prasasti Gondosuli yang diitulis tahun 832 M. Prasasti tersebut menjadi saksi bisu kejayaan Kerajaan Mataram Hindu masa dinasti Sanjaya
Belum diketahui pasti berapa luas candi ini sebab bangunannya sudah tidak utuh lagi. Reruntuhan batu yang ada dipermukaan tanah diperkirakan hanya bagian atas candi. Sedangkan sebagian besar bangunan candi masih terpendam dalam tanah.
0 Response to "candi gondosuli temanggung"
Post a Comment